don't talk to me

Jumat, 03 September 2010

indonesia Peringkat 2 Terinfeksi Virus Online


Pengguna internet harus waspada karena RI adalah negara dengan penyebaran virus dan serangan berbasis web terbesar. Sektor yang paling diincar yakni layanan keuangan.
Indonesia berada di peringkat kedua sebagai negara yang berpotensi terkena virus di Asia tenggara dan Jepang di atas China dan di bawah India.
Menurut Raymond Goh, Director & System Engineering South Asia Symantec, Indonesia juga termasuk negara yang terinfeksi serangan berbasis web di peringkat delapan. Hal itu menyumbang sekitar 3% dari jumlah keseluruhan web-attack di Asia Pasifik serta 1% secara global.
“Negara berkembang memiliki pola yang sama, di mana meningkatnya pengguna broadband, perkembangnya teknologi broadband itu sendiri, serta kurangnya regulasi yang efektif untuk membatasi benar-benar pelanggaran cyber ,” kata Raymond di Jakarta.
Ia menjelaskan hacker awalnya hanya bermotif kebanggaan untuk mendapatkan sesuatu yang berbeda dari orang lain. Namun sekarang telah menjadi bisnis tersendiri di mana muncul finansial game. Pencurian data sekarang telah menjadi bisnis tersendiri dan disebut sebagai underground economy.
Di 2009, info soal kartu kredit dan akun perbankan menjadi data yang paling populer diperjualbelikan di bisnis gelap. Hacker menawarkan data-data tersebut pada komplotan untuk melakukan kejahatan.
Data mengenai kartu kredit diperjualbelikan US$30 (Rp 280 ribu) untuk masing-masing akun dan berkas akun bank menyentuh harga US$850 (Rp 7,7 juta).
“Hal ini dapat dilihat dengan semakin tingginya jumlah keluhan di perbankan secara global soal penggunaan kartu kredit serta akun bank bukan oleh pemilik kartu,” ujar Albert Lay, Consultant Symantec Indonesia.
Beberapa bentuk serangan yang populer di Indonesia antara lain Sality AE (tipe virus dan worm), Downadup (tipe worm dan back door) serta Almanahe (tipe virus dan worm).
Menurut Albert Lay, perkembangan teknologi tidak dapat dibatasi sehingga serangan kemungkinan besar akan meningkat mengingat teknologi internet berkembang pesat. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi serangan ini adalah memproteksi infrastruktur dengan menciptakan rancangan pengamanan yang efektif, membatasi informasi , mengembangkan aturan TI, misalnya memilah penggunaan software dan pembatasaan download software , serta menciptakan managemen yang efisien.
“Melihat tren saat ini di mana perkembangan teknologi begitu berkembang pesat maka kemungkinan ke depan saya rasa serangan online mungkin juga akan meningkat. Namun hal ini tergantung pada penetrasi broadband. Oleh karena itu, kami merasa yang paling penting adalah meningkatkan awareness masyarakat soal pentingnya menjaga privasi di dunia internet,” jelas Raymond.
Raymond mengakui bahwa masyarakat di negara berkembang masih awam soal penjagaan informasi termasuk di Facebook. “Mungkin menaruh tanggal lahir, nama isteri, hobi, hiburan kesukaan dan sebagainya merupakan hal sepele di masyarakat luas. Namun, sebenarnya data seperti ini bisa menjadi beberapa kode untuk mencari tahu soal akun bank atau kartu kredit. Jadi sebaiknya memang kita semakin sadar soal informasi apa saja yang kita berikan untuk umum,” jelas Raymond.
Lalu seberapa parah serangan Facebook ini di Indonesia? Dengan melihat maraknya serangan maupun ancaman di negara barat, Raymond mengatakan masyarakat di negara lain berhak untuk waspada.
“Di negara barat mulai muncul peodofil yang memanfaatkan informasi di situs jejaring sosial. Oleh karena itu, sebaiknya kita membatasi informasi agar tidak disalahgunakan,” jelas Raymond

Tidak ada komentar:

Posting Komentar